Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu komunitas Bali Aga yang berhasil mempertahankan struktur sosial dan tradisi adat yang berbeda dari kebanyakan desa di Bali. Keunikan ini terwujud dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem tata ruang desa, pelaksanaan upacara adat yang khas, serta pelestarian warisan budaya. Konon, masyarakat Tenganan dipercaya sebagai utusan Dewa Indra, dan tradisi Perang Pandan menjadi bukti bahwa mereka adalah kaum prajurit yang tangguh.
Salah satu kekayaan budaya Tenganan yang paling dikenal adalah kain tenun Gringsing. Gringsing diambil dari dua kata, yakni “gering” yang berarti sakit dan “sing” yang berarti tidak. Gringsing berarti menolak sakit atau menolak bala.